Berita  

“Gejolak di Panangan Mata! RGM dan P2R Kompak Mundur, Bedel Disebut Lamban dan Tak Transparan”

Aceh Tengah | INN

Suhu politik di Kampung Panangan Mata, Kecamatan Pegasing, kian memanas. Ketua Reje Gampong Mukim (RGM) dan Panitia Pemilihan Reje (P2R) secara mengejutkan kompak mengundurkan diri, diduga akibat lambannya kinerja Bedel (Kepala Urusan) dalam menangani berbagai urusan pemerintahan kampung. Situasi ini membuat tatanan birokrasi di tingkat desa disebut semakin kacau dan kehilangan arah.

Kabar pengunduran diri dua unsur penting pemerintahan kampung ini mengguncang masyarakat. Beberapa warga menilai, ketidakmampuan Bedel dalam mengoordinasikan persoalan administratif dan teknis telah menimbulkan ketegangan di internal pemerintahan desa.

“Pemerintahan kampung jadi tidak jelas arah kerjanya. Banyak program yang sudah disusun berubah total, bahkan menimbulkan polemik di masyarakat,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Kisruh ini berawal dari proses pendaftaran calon reje kampung periode 2025–2030 yang telah ditutup, namun kemudian menimbulkan perdebatan. Dari tiga calon yang mendaftar, satu di antaranya dinyatakan gugur karena tidak memenuhi syarat administratif. Namun keputusan tersebut justru menjadi pemicu ketegangan, lantaran muncul desakan agar pendaftaran dibuka kembali  sesuatu yang tidak diatur dalam mekanisme resmi.

Akibatnya, RGM dan P2R memilih mengundurkan diri secara bersama-sama, menilai tidak ada kejelasan aturan serta lemahnya koordinasi dari Bedel kampung.

Ironisnya, saat situasi sedang memanas, Bedel Kampung Panangan Mata justru tidak berada di tempat. Sekretaris Desa mengakui bahwa Bedel sedang di luar daerah.

“Benar, beliau sedang mengurus anaknya yang mengikuti seleksi TNI. Saya sendiri tidak menerima nota dinas apa pun, jadi tidak berani mengambil keputusan,” ungkap Sekdes saat dikonfirmasi.

Saat dihubungi Minggu malam (19/10/2025) pukul 18.30 WIB, Bedel membenarkan dirinya sedang berada di luar kota. Ia juga mengaku telah dilakukan mediasi oleh Camat Pegasing, yang turut dihadiri beberapa kepala seksi dan anggota DPRK Aceh Tengah, Elsa.

Namun, muncul tanda tanya baru terkait penggunaan anggaran pemilihan reje, di mana dana yang telah digunakan dilaporkan sekitar Rp 4.900.000. Publik mempertanyakan mengapa nota dinas tidak pernah sampai ke Sekdes, padahal proses administrasi seharusnya terbuka dan terdokumentasi.

Ketika dimintai klarifikasi soal nota dinas tersebut, Bedel enggan memberikan jawaban jelas dan malah mengalihkan pembicaraan. Tak lama kemudian, ia justru mengirimkan foto dirinya tengah bersantai bersama dua orang jurnalis yang diduga merupakan rekan dekatnya.

Sikap ini sontak menimbulkan spekulasi baru di masyarakat. “Harusnya fokus menyelesaikan masalah, bukan malah nongkrong dengan wartawan,” sindir salah seorang warga setempat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kecamatan Pegasing maupun instansi terkait mengenai kejelasan status pengunduran diri RGM dan P2R, serta nasib proses pemilihan reje kampung Panangan Mata yang kini terancam vakum.

Jika konflik ini tidak segera diselesaikan, dikhawatirkan krisis kepercayaan terhadap aparatur kampung akan semakin dalam, dan menghambat jalannya pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat.

(Salaluddin)